Kata
Betawi digunakan untuk menyatakan suku asli yang menghuni Jakarta
dan bahasa Melayu
Kreol
yang digunakannya, dan juga kebudayaan Melayunya. Kata
Betawi berasal dari kata "Batavia," yaitu nama lain dari Jakarta
pada masa Hindia Belanda, kemudian penggunaan kata Betawi
sebagai sebuah suku yang termuda, diawali dengan pendirian sebuah organisasi
yang bernama Perkoempoelan
Kaoem Betawi yang lahir pada tahun 1923. Budaya
terbentuk dari beberapa unsur termasuk di dalamnya yaitu bahasa, sistem
kepercayaan, adat istiadat, kuliner, pakaian, bangunan, dan karya seni (Pradipta,
2004:36)
Menurut Ruchiat dan
Singgih (2003:23-26), dalam kehidupan etnik Betawi terdapat berbagai macam
kebudayaan dan tradisi antara lain.
a.
Tradisi pada Prosesi Pernikahan Adat
Betawi
1.
Bawaan Pengantin Pria
Sirih lamaran, maket masjid kekudung,
mahar (mas kawin), pesalinan dan petise merupakan bawaan wajib
mempelai pria untuk mempelai wanita. Sirih lamaran melambangkan
penghormatan bagi pihak perempuan. Maket masjid merupakan pesan agar
mempelai wanita tidak lupa akan kewajiban beribadah. Pesalinan terdiri
dari pakaian wanita dan roti buaya. Sedangkan Petise adalah kotak yang
berisi sayur mayur atau bahan mentah untuk pesta.
2.
Sepasang
Buaya
Satu hal yang selalu dibawa seorang
lelaki Betawi saat meminang seorang gadis adalah sepasang roti buaya. Tidak
jarang, roti buaya dilengkapi dengan buaya kecil sebagai simbol anak kedua
pengantin kelak. Bagi etnik Betawi, buaya adalah simbol kesetiaan dan pasangan
yang abadi karena tidak berpoligami dan selalu mencari makan bersama-sama.
3.
Arak-arakan
Pengantin
Layaknya raja, mempelai pria dikawal
saat akan melakukan akad nikah. Keluarga mempelai pria datang dengan rombongan
yang membawa seserahan untuk mempelai wanita. Rombongan diiringi ondel-ondel,
tanjidor, marawis, dan dua pemuda yang membawa kembang kelapa (lambang
kemakmuran) di bagian depan. Rombongan mempelai pengantin pria ini disambut
oleh petasan sebagai penanda akan diselenggarakannya suatu hajat besar.
4.
Buka Palang
Pintu
Sebelum akad nikah dilangsungkan,
mempelai pria harus melewati prosesi “buka palang pintu”. Utusan keluarga pria
dan wanita saling berbalas pantun dan adu silat. Prosesi ini merupakan ujian
bagi mempelai pria agar diterima menjadi calon suami mempelai wanita.
b.
Rumah Khas
Etnik Betawi
Ada
tiga area di setiap rumah tradisional etnik Betawi, yaitu: kawasan publik
(ruang tamu atau amben), kawasan privat (ruang tengah dan kamar atau pangkeng),
dan kawasan servis (dapur atau srondoyan). Dalam arsitektur Betawi
ada hal yang penting bahkan bisa dikatakan sakral, yaitu Balaksuji.
Balaksuji adalah konstruksi tangga yang banyak ditemukan pada jenis rumah
panggung. Memasuki rumah lewat tangga berarti melakukan proses menuju kesucian.
1.
Rumah Joglo
Rumah yang
memiliki atap yang menjulang ke atas dan tumpul seperti rumah joglo jawa.
Terdapat serambi belakang untuk menerima tamu perempuan sedangkan serambi depan
untuk menerima tamu laki-laki. Pada rumah joglo, pintu masuk terdapat di
samping rumah.
2.
Rumah Kebaya
Rumah tipe
kebaya memiliki beberapa pasang atap, bila dilihat dari samping berlipat-lipat
seperti lipatan kebaya. Rumah ini melambangkan penduduk Jakarta yang terdiri
atas berbagai suku bangsa.
3.
Rumah Panggung
Rumah
panggung yang terbuat dari kayu adalah satu jenis rumah Etnik Betawi pada
sekitar abad 15-16. Konsep rumah ini mirip dengan rumah adat Melayu, yang
memiliki fungsi untuk menahan banjir yang sewaktu-waktu datang. Rumah panggung
Etnik Betawi banyak ditemukan di daerah yang berawa atau di pesisir pantai
Marunda.
4.
Rumah Bapang
dan Gudang
Bentuk
bangunan jenis rumah adalah segi empat polos dan sederhana. Perbedaan terletak
pada bentuk atap rumah. Rumah Bapang berbentuk pelana tidak penuh dan lebar.
Seangkan Rumah Gudang berbentuk pelana utuh.
c.
Busana
Tradisional
Celana
batik dipakai oleh kaum lelaki sedangkan bagi kaum perempuan, kebaya dan kain
batik menjadi pakaian sehari-hari. Pada acara-acara resmi seperti perkawinan
atau peringatan hari-hari besar, para lelaki umumnya memakai pakaian berjenis
jas yang dilengkapi dengan liskol (penutup kepala) dan lockan (ban
pinggang) yang terbuat dari bahan batik. Sedangkan para perempuan tetap memakai
baju kebaya, selendang panjang yang menutup kepala, serta kain batik. Biasanya
dilengkapi dengan peniti rante dan ikat pinggang dari bahan emas atau
perak. Gelang listering, serta cincin yang berbentuk belah ketupat
merupakan hiasan yang sering dipakai kaum perempuan Etnik Betawi bila harus
menghadiri satu acara perkawinan.
d.
Kuliner
Etnik
Betawi memiliki aneka jenis makanan tradisional dengan cita rasa yang khas. Di
antaranya yaitu: gado-gado, sayur babanci (sayur 1000 bumbu), kerak telor,
geplak, serta minuman tradisional bir pletok.
e.
Boneka Maskot
Betawi
Satu
kesenian rakyat Betawi yang akhirnya menjadi “maskot” kota Jakarta adalah
ondel-ondel. Menurut para ahli, boneka raksasa berangka bambu setinggi 2,5
meter ini sudah ada sejak berabad-abad lalu. Dahulu, ondel-ondel dibuat untuk
keperluan upacara dan dipercaya memiliki kekuatan gaib yang akan menjaga
keselamatan kampung beserta isinya. Upacara bersih desa atau sedekah bumi
selalu menampilkan ondel-ondel. Seiring dengan perkembangan zaman, ondel-ondel
pun mengalami perubahan fungsi sebagai pemeriah suasana arak-arakan penganten
sunat, perkawinan, peresmian, pawai dan tentunya “maskot” DKI Jakarta.
f.
Seni Budaya
Sejak
awal, Etnik Betawi sudah sangat heterogen, demikian juga dengan kesenian Betawi
yang lahir dari perpaduan berbagai suku bangsa. Dalam bidang seni musik, Betawi
mendapat pengaruh Barat, Tionghoa (Cina), Arab, Melayu, Sunda, dan lain-lain.
Meskipun terdapat pengaruh budaya luar, warna musik yang dihasilkan atau
dimainkan tetap khas budaya Betawi.
Selain
seni musik, budaya Betawi juga memiliki seni tari seperti tari Samra, Cokek,
Zapin dan Blenggo. Sedangkan teater Betawi adalah tontonan berlakon yang
bersifat kerakyatan dan bersifat improvisatoris, diiringi musik rakyat Betawi.
Teater rakyat Betawi adalah Lenong, Topeng Betawi, Tari Sambrah, dan Wayang
Kulit Betawi. Selain itu ada Shahibul Hikayat dan Gambang Rancang yang
dapat digolongkan ke dalam teater tutur.
Analisis : Budaya
betawi adalah salah satu yang menjadi ciri khas terkuat di kota Jakarta, ada keunikan
dari budaya betawi yang pastinya akan selalu melekat pada setiap individu. Orang
Betawi sangat menghormati budaya yang mereka warisi. Terbukti dari perilaku
kebanyakan warga yang mesih memainkan lakon atau kebudayaan yang diwariskan
dari masa ke masa. Dimana budaya betawi banyak mendapat pengaruh dari
kebudayaan nusantara maupun asing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar