Dalam promosi, sejumlah perguruan
tinggi mengklaim mampu mencetak lulusan andal yang siap pakai. Kenyataannya,
masih banyak yang dikeluhkan kalangan perusahaan sebagai user “produk”-nya.
Kriteria lulusan seperti apa yang kini dibutuhkan para pengelola bisnis?
Menjelang
tahun ajaran baru sejumlah perguruan tinggi sibuk berpromosi. Berbagai
kemudahan, keunggulan kurikulum dan model pembelajaran, aneka keuntungan,
fasilitas penunjang belajar, hingga kerja sama dengan sejumlah lembaga
pendidikan terkemuka di luar negeri yang mereka tawarkan. Masing-masing
menyebut dirinya sebagai lembaga pendidikan paling unggul, bahkan mereka berani
menjamin lulusannya memiliki kualitas sesuai dengan kebutuhan dunia bisnis.
Benarkah?
Sebuah
survei kecil dilakukan mencoba mencari tahu lulusan seperti apa yang dibutuhkan
perusahaan. Survei dilakukan terhadap 100 profesional SDM level manajer keatas
dari berbagai bidang usaha. Dari survei tersebut, sebanyak 53% responden
menilai hard skill sangat dibutuhkan dalam melakukan aktivasi kerja di
departemennya. Sementara itu, 50% responden juga menilai soft skill sangat
dibutuhkan departemennya.
Kemampuan
apa saja yang sebaiknya dimiliki calon karyawan yang akan direkrut untuk posisi
entry level? Responden terbesar mengatakan bahwa calon karyawan harus memiliki
kemampuan komunikasi, lalu responden sedang mengatakan mengharuskan calon
karyawan memiliki kemampuan kerja sama dan responden terkecil menyebutkan calon
karyawan harus mempunyai kemampuan kepemimpinan. Ada responden yang
mempertimbangkan aspek nilai indeks prestasi komulatif dalam merekrut calon
karyawan, ada yang mengatakan penting dan juga ada yang mengatakan tidak
penting. Sistem penilaian kinerja karyawan tidak menjadikan pendidikan sebagai
komponen utama, melainkan prestasi kerja karyawan.
Lulusan
bidang apa yang dibutuhkan perusahaan dalam 1-5 tahun kedepan? Responden
terbesar menyebutkan membutuhkan lulusan bidang ekonomi dan manajemen dan
responden terkecil menyebutkan membutuhkan lulusan teknologi informasi. Dalam
hal kemampuan bahasa, yang menjadi permintaan standar perusahaan yaitu
kemampuan bahasa inggris. Terbukti, berdasarkan hasil survei hampir seluruh 99%
responden menyebutkan bahasa inggris sebagai keahlian yang harus dimiliki calon
karyawan yang dibutuhkan perusahaan. Dan sebanyak 36% responden membutuhkan
calon karyawan yang memiliki keahlian bahasa Mandarin, Jerman, Prancis,
Korea,dan jepang yang dinilai nilai tambah..
Kriteria
lain menyebutkan hal yang diminta perusahaan bukan hanya bisa menguasai
aplikasi word, excel, power point atau outlook, tetapi juga bisa memanfaatkan
Internet berikut saluran jejaring sosial lainnya untuk mendukung kebutuhan
kerja. Menurut hasil survei, lulsan S1
banyak diserap departemen pemasaran dan departemen keuangan. Untuk lulusan S2
dan S3 akan sedikit diserap untuk departemen pemasaran dan departemen keuangan.
Dalam
menjaga jumlah lulusan yang diharapkan, jarang sekali pihak perusahaan menjalin
kerja sama dengan lembaga pendidikan baik didalam negeri maupun diluar negeri. Berdasarkan
hasil survei responden lebih besar mengaku bekerja sama dengan PT sisanya tidak
bekerja dengan PT. Bentuk kerja sama antara lain melalui pemberian kesempatan
magang, pemberian beasiswa pendidikan, iklan lowongan dikampus, dan merekrut
kampus. Banyak elemen yang dituntut dunia bisnis sebagai anggota untuk PT
sebagai pencetak calon karyawan.
Dalam
proses merekrut karyawan, status pendidikan hanyalah sebagai tampilan awal yang
dinilai tidak penting. Sebab, kriteria lain lebih fokus pada pengalaman dan
profil kandidat. Banyak perusahaan yang mengeluhkan kurangnya ahli yang
spesifik dibidang kerja tertentu.
Seharusnya dalam perkuliahan mahasiswa bisa berinteraksi dengan pihak-pihak
yang beragam latar belakang pekerjaannya untuk bisa melatih logika berfikir
yang efisien, efektif, strategis, sistematis dan konseptual. Juga dengan dalam
pembelajaran, kualitas dosenpun harus
lebih ditingkatkan jangan terlalu mengacu pada teori text book saja.
Jadi,
kalangan PT memang perlu memperbaiki diri untuk memenuhi kebutuhan kalangan
bisnis yang semakin menuntut.
Penulis : A.mohammad B.S & Tutut Handayani
Reportase : Ahmad Yasir Saputra, Moh. Husni Mubarak, Siti Ruslina,
Tutut Handayani
Riset : Siti Sumariyati
SWA Sembada hal 76-78, tanggal 26
mei - 9juni 2010